SUKA DUKA
SELAMA MENJADI MAHASISWA FKIP
Mahasiswa bukan sebuah status yang
harus dibanggakan dan juga bukan status yang harus disesalkan. Kita harus
berbangga karena telah melewati jenjang sekolah menengah dan berlanjut ke
perguruan tinggi, itu merupakan sebuah proses perjalanan yang sangat tidak
mudah. Namun, jangan terlalu berbangga dengan apa yang kita dapatkan sekarang,
karena tantangan besar menanti di depan mata.
Alhamdulillah saya bersyukur kepada
ALLAH SWT., karena rahmat dan hidayah-Nya saya dapat berada di kampus FKIP
Universitas Mataram di jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
untuk Reguler Sore, serta tidak lupa berterima kasih atas do’a dan dukungan
kedua orang tua dan keluarga tercinta. Ini adalah kesempatan yang saya tunggu,
menjadi seorang mahasiswa. Mahasiswa bukan sebuah pekerjaan yang dikerjakan
dengan cara pulang dan pergi kuliah, tapi mahasiswa juga harus mampu mengasa
dan mengembangkan kemampuan individu yang dimiliki. Di FKIP banyak sekali
organisasi yang dapat diikuti untuk mengembangkan kemampuan tersebut, dari
kemampuan menjadi pelakon, jurnalis, dan bahkan wirausaha pun ada. Pertama kali
menginjakan kaki di kampus FKIP saya seperti tidak percaya telah berada di sana,
tempat yang saya impikan untuk melanjutkan pendidikan. Hari pertama menjadi
mahasiswa bahasa Indonesia saya merupakan salah satu orang yang mengusulkan
pemilihan pengurus kelas, karena ketika dosen pertama masuk kita belum memiliki
ketua tingkat dan jajaran pengurus yang lain. Tanpa diduga sebelumnya, saya
selaku yang mengusulkan langsung diberi kepercayaan untuk mengisi posisi
sebagai ketua tingkat, walaupun awalnya saya tidak mau tapi karena teman-teman
yang lain mempercayai saya dan walaupun kita baru kenal, saya menerima
kepercayaan itu.
Hari demi hari, minggu demi minggu,
serta bulan demi bulan saya lewati. Masalah datang satu persatu menghampiri
kelas ini. Jadual kuliah yang dipindahkan, ruangan yang tidak cukup, bahkan
fasilitas yang tidak memadai, itu membuat saya pusing tujuh keliling
memikirkannya. Jika jadual kuliah dipindah maka saya harus mencari ruangan yang
kosong, itu kalau ada yang kosong. Berbicara fasilitas, FKIP merupakan kampus
dengan fasilitas yang cukup baik, tapi disayangi banyak yang hanya sekedar
pajangan atau tidak berfungsi, seperti kipas dan ac, serta ruangan kelas yang
tidak sesuai dangan jumlah mahasiswa. Ini adalah suatu hal yang sangat tidak
diinginkan, tetapi mau bagaimana lagi harus tetap bersabar. Sebab segala
sesuatu pasti ada hikmahnya, dan juga saya berpikir yang lebih penting itu
adalah ilmunya. Karena ayah saya pernah berkata dimana saja kita menimbah ilmu
selama itu bermnfaat tidak masalah, baik di bawah pohon asam sekalipun.
Masalah yang lain adalah di dalam
kelas A. Sebagai ketua tingkat saya selalu berusaha mengerti, memahami dan
melayani teman-teman saya. Namun, satu hal yang masih saya tidak mengerti
adalah saat mereka sudah kuliah satu bulan lebih, mereka selalu menanyakan hal
yang seharusnya mereka sudah tahu, seperti “jam berapa kita masuk?, kuliah apa
sekarang?, dimana ruangannya?.” Hal itu sempat membuat saya cukup kesal, tetapi
saya berusaha untuk sabar menghadapinya. Adapun pertanyaan yang tidak kalah
bikin kesal yaitu “dosennya masuk atau tidak?, “ mereka selalu mempertanyakan
hal itu sebelum mereka berangkat kuliah, alasan mereka menanyakan itu agar
tidak repot-repot datang ke kampus. Saya mencoba memberikan mereka pengertian
bahwa dosen masuk atau tidak itu urusan beliau dan saya tidak memiliki
kewenangan untuk itu.
KELUH KESAH
SELAMA MENGIKUTI KULIAH PENGANTAR KOMPUTER
Pengantar komputer, awalnya saya
kurang tertarik dengan mata kuliah ini karena saya berpikir pasti hanya
berkaitan dengan word, excel, dan power point saja. Ternyata semua yang saya
pikirkan itu salah besar, semua tidak sesuai dengan apa yang saya perkirakan.
Pengantar komputer tidak hanya mengajar tentang hal itu, disini kita diajar
bagaimana sebuah sarana bisa menjadi tempat untuk menulis tentang suatu hal
yang tidak pernah terbayangkan oleh diri kita sendiri, seperti sebuah
pertanyaan sederhana yang jawabannya cukup menguras tenaga dan pikiran,
pertanyaannya adalah “SIAPA SAYA?” itu membuat saya berpikir dan merenung
sendiri.
Pertanyaan yang sederhana tersebut
akhirnya melahirkan sebuah motivasi dalam diri saya dalam menjalankan hidup dan
melaksanakan tugas saya saat ini sebagai seorang mahasiswa. Selain menulis hal
itu semua, di pengantar komputer saya belajar bagaimana berkreasi,
berinspirasi, berimajinasi dengan sebuah program yang tidak pernah saya dengar
sebelumnya yaitu macromedia flash. Ini
membuat saya menemukan salah satu kemampuan yang tidak pernah dibayangkan
sebelumnya dan ini sangat-sangat berguna dan bermanfaat.
Terima kasih untuk mata kuliah
pengantar komputer, untuk pengetahuan selama satu semester ini, terkhusus juga
untuk dosen pengampuh Bapak Syahrul Qodri terima kasih untuk ilmunya. Saya
mohon maaf jika selama semester satu ini saya banyak mengecewakan bapak, selama
saya menjadi ketua tingkat mungkin saya tidak bisa menjadi penyambung lidah
yang baik, tapi itu semua tidak terlepas dari semua kekurangan yang saya
miliki.
SENANG DAN
TIDAK SENANGNYA TERHADAP DOSEN YANG MENGAJAR SELAMA SATU SEMESTER
Saya sangat senang dengan dosen-dosen
yang mengajar selama satu semester ini,
dari dosen linguistik umum, pengantar filsafat, pengantar komputer, menyimak,
pengantar pendidikan, kewirausahaan, profesi keguruan, teori sastra dan bahasa
Inggris. Dosen yang mengajar cukup beragam, dari yang mudah sampai yang paling tua. Sebagai ketua
tingkat saya cukup sering berkomunikasi dengan semua dosen tersebut dan jujur
dosen-dosen yang memiliki usia cukup tua adalah dosen yang cukup sulit diajak
berkomunikasi dan saya mencoba untuk mengerti.
Suatu kejadian yang sangat tidak
mengenakan adalah ketika mata kuliah profesi keguruan, saat hari itu saya
menginformasikan kepada teman-teman bahwa mata kuliah tersebut tidak masuk
karena dosennya berhalangan hadir. Namun, yang terjadi justru sebaliknya dosen
datang dan teman-teman sudah pulang tapi yang tersisa cuma tiga orang saja.
Mereka berbicara kepada saya bahwa dosen itu mengatakan kelas 1A ini orangnya
nakal-nakal dan diancam semua nama di kelas 1A dicoret, saya jadi bingung
padahal tiga hari sebelumnya ketika saya pergi mengambil buku ke rumah beliau,
beliau mengatakan tidak bisa masuk karena ada keperluan di luar daerah dan itu
disaksikan oleh dua orang teman saya. Dari kejadian ini saya mencoba untuk
melihat kondisi satu minggu berikutnya, saya coba berkomunikasi dengan beliau
melalui handphone tetapi sia-sia dan tidak dihiraukan. Satu hal yang
membuat saya terkejut ketika minggu
kedua saat teman perempuan mencoba berkomunikasi dengan beliau melalui handphone
justru mendapatkan respon yang lebih baik, saya menjadi lebih bingung sendiri.
Aneh! Sejak itu seolah-olah kejadian kemarin seperti tidak pernah terjadi dan
beberapa minggu berikutnya beliau lebih sering menghubungi saya untuk
memberikan beberapa tugas karena beliau tidak bisa hadir.
Selain itu banyak juga dosen-dosen
jarang hadir, sehingga membuat saya dan teman-teman harus belajar sendiri.
Namun, karena kecenderung belajar sendiri di dalam kelas itu menyebabkan
perdebatan yang tidak ada habisnya, sehingga kita butuh dosen sebagai penengah
atau pemberi pencerahan tapi sayang dosennya tidak ada. Ini adalah hal yang
tidak saya harapkan sebelumnya, bahkan tidak sama sekali. Semoga hal ini tidak
terjadi pada semester berikutnya. Amin Ya Robb.
Terima kasih kepada dosen-dosen
pengampuh atas ilmunya selama satu semester ini. Semuanya telah berjalan dengan
baik, mungkin ada beberapa kekurangan tapi itu bisa diatasi.
Nama : ARDIAN SYAHPUTRA
NIM : E1C113009
Kelas : 1A
Prodi : Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah (Reguler Sore)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar