Rabu, 08 Januari 2014

Tugas 5 Pengantar Komputer



SUKA DUKA SELAMA MENJADI MAHASISWA FKIP

Mahasiswa bukan sebuah status yang harus dibanggakan dan juga bukan status yang harus disesalkan. Kita harus berbangga karena telah melewati jenjang sekolah menengah dan berlanjut ke perguruan tinggi, itu merupakan sebuah proses perjalanan yang sangat tidak mudah. Namun, jangan terlalu berbangga dengan apa yang kita dapatkan sekarang, karena tantangan besar menanti di depan mata.

Alhamdulillah saya bersyukur kepada ALLAH SWT., karena rahmat dan hidayah-Nya saya dapat berada di kampus FKIP Universitas Mataram di jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah untuk Reguler Sore, serta tidak lupa berterima kasih atas do’a dan dukungan kedua orang tua dan keluarga tercinta. Ini adalah kesempatan yang saya tunggu, menjadi seorang mahasiswa. Mahasiswa bukan sebuah pekerjaan yang dikerjakan dengan cara pulang dan pergi kuliah, tapi mahasiswa juga harus mampu mengasa dan mengembangkan kemampuan individu yang dimiliki. Di FKIP banyak sekali organisasi yang dapat diikuti untuk mengembangkan kemampuan tersebut, dari kemampuan menjadi pelakon, jurnalis, dan bahkan wirausaha pun ada. Pertama kali menginjakan kaki di kampus FKIP saya seperti tidak percaya telah berada di sana, tempat yang saya impikan untuk melanjutkan pendidikan. Hari pertama menjadi mahasiswa bahasa Indonesia saya merupakan salah satu orang yang mengusulkan pemilihan pengurus kelas, karena ketika dosen pertama masuk kita belum memiliki ketua tingkat dan jajaran pengurus yang lain. Tanpa diduga sebelumnya, saya selaku yang mengusulkan langsung diberi kepercayaan untuk mengisi posisi sebagai ketua tingkat, walaupun awalnya saya tidak mau tapi karena teman-teman yang lain mempercayai saya dan walaupun kita baru kenal, saya menerima kepercayaan itu.

Hari demi hari, minggu demi minggu, serta bulan demi bulan saya lewati. Masalah datang satu persatu menghampiri kelas ini. Jadual kuliah yang dipindahkan, ruangan yang tidak cukup, bahkan fasilitas yang tidak memadai, itu membuat saya pusing tujuh keliling memikirkannya. Jika jadual kuliah dipindah maka saya harus mencari ruangan yang kosong, itu kalau ada yang kosong. Berbicara fasilitas, FKIP merupakan kampus dengan fasilitas yang cukup baik, tapi disayangi banyak yang hanya sekedar pajangan atau tidak berfungsi, seperti kipas dan ac, serta ruangan kelas yang tidak sesuai dangan jumlah mahasiswa. Ini adalah suatu hal yang sangat tidak diinginkan, tetapi mau bagaimana lagi harus tetap bersabar. Sebab segala sesuatu pasti ada hikmahnya, dan juga saya berpikir yang lebih penting itu adalah ilmunya. Karena ayah saya pernah berkata dimana saja kita menimbah ilmu selama itu bermnfaat tidak masalah, baik di bawah pohon asam sekalipun.

Masalah yang lain adalah di dalam kelas A. Sebagai ketua tingkat saya selalu berusaha mengerti, memahami dan melayani teman-teman saya. Namun, satu hal yang masih saya tidak mengerti adalah saat mereka sudah kuliah satu bulan lebih, mereka selalu menanyakan hal yang seharusnya mereka sudah tahu, seperti “jam berapa kita masuk?, kuliah apa sekarang?, dimana ruangannya?.” Hal itu sempat membuat saya cukup kesal, tetapi saya berusaha untuk sabar menghadapinya. Adapun pertanyaan yang tidak kalah bikin kesal yaitu “dosennya masuk atau tidak?, “ mereka selalu mempertanyakan hal itu sebelum mereka berangkat kuliah, alasan mereka menanyakan itu agar tidak repot-repot datang ke kampus. Saya mencoba memberikan mereka pengertian bahwa dosen masuk atau tidak itu urusan beliau dan saya tidak memiliki kewenangan untuk itu.


KELUH KESAH SELAMA MENGIKUTI KULIAH PENGANTAR KOMPUTER

Pengantar komputer, awalnya saya kurang tertarik dengan mata kuliah ini karena saya berpikir pasti hanya berkaitan dengan word, excel, dan power point saja. Ternyata semua yang saya pikirkan itu salah besar, semua tidak sesuai dengan apa yang saya perkirakan. Pengantar komputer tidak hanya mengajar tentang hal itu, disini kita diajar bagaimana sebuah sarana bisa menjadi tempat untuk menulis tentang suatu hal yang tidak pernah terbayangkan oleh diri kita sendiri, seperti sebuah pertanyaan sederhana yang jawabannya cukup menguras tenaga dan pikiran, pertanyaannya adalah “SIAPA SAYA?” itu membuat saya berpikir dan merenung sendiri.

Pertanyaan yang sederhana tersebut akhirnya melahirkan sebuah motivasi dalam diri saya dalam menjalankan hidup dan melaksanakan tugas saya saat ini sebagai seorang mahasiswa. Selain menulis hal itu semua, di pengantar komputer saya belajar bagaimana berkreasi, berinspirasi, berimajinasi dengan sebuah program yang tidak pernah saya dengar sebelumnya yaitu macromedia flash. Ini membuat saya menemukan salah satu kemampuan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya dan ini sangat-sangat berguna dan bermanfaat. 

Terima kasih untuk mata kuliah pengantar komputer, untuk pengetahuan selama satu semester ini, terkhusus juga untuk dosen pengampuh Bapak Syahrul Qodri terima kasih untuk ilmunya. Saya mohon maaf jika selama semester satu ini saya banyak mengecewakan bapak, selama saya menjadi ketua tingkat mungkin saya tidak bisa menjadi penyambung lidah yang baik, tapi itu semua tidak terlepas dari semua kekurangan yang saya miliki.


SENANG DAN TIDAK SENANGNYA TERHADAP DOSEN YANG MENGAJAR SELAMA SATU SEMESTER

Saya sangat senang dengan dosen-dosen yang mengajar  selama satu semester ini, dari dosen linguistik umum, pengantar filsafat, pengantar komputer, menyimak, pengantar pendidikan, kewirausahaan, profesi keguruan, teori sastra dan bahasa Inggris. Dosen yang mengajar cukup beragam, dari yang  mudah sampai yang paling tua. Sebagai ketua tingkat saya cukup sering berkomunikasi dengan semua dosen tersebut dan jujur dosen-dosen yang memiliki usia cukup tua adalah dosen yang cukup sulit diajak berkomunikasi dan saya mencoba untuk mengerti.

Suatu kejadian yang sangat tidak mengenakan adalah ketika mata kuliah profesi keguruan, saat hari itu saya menginformasikan kepada teman-teman bahwa mata kuliah tersebut tidak masuk karena dosennya berhalangan hadir. Namun, yang terjadi justru sebaliknya dosen datang dan teman-teman sudah pulang tapi yang tersisa cuma tiga orang saja. Mereka berbicara kepada saya bahwa dosen itu mengatakan kelas 1A ini orangnya nakal-nakal dan diancam semua nama di kelas 1A dicoret, saya jadi bingung padahal tiga hari sebelumnya ketika saya pergi mengambil buku ke rumah beliau, beliau mengatakan tidak bisa masuk karena ada keperluan di luar daerah dan itu disaksikan oleh dua orang teman saya. Dari kejadian ini saya mencoba untuk melihat kondisi satu minggu berikutnya, saya coba berkomunikasi dengan beliau melalui handphone tetapi sia-sia dan tidak dihiraukan. Satu hal yang membuat  saya terkejut ketika minggu kedua saat teman perempuan mencoba berkomunikasi dengan beliau melalui handphone justru mendapatkan respon yang lebih baik, saya menjadi lebih bingung sendiri. Aneh! Sejak itu seolah-olah kejadian kemarin seperti tidak pernah terjadi dan beberapa minggu berikutnya beliau lebih sering menghubungi saya untuk memberikan beberapa tugas karena beliau tidak bisa hadir.

Selain itu banyak juga dosen-dosen jarang hadir, sehingga membuat saya dan teman-teman harus belajar sendiri. Namun, karena kecenderung belajar sendiri di dalam kelas itu menyebabkan perdebatan yang tidak ada habisnya, sehingga kita butuh dosen sebagai penengah atau pemberi pencerahan tapi sayang dosennya tidak ada. Ini adalah hal yang tidak saya harapkan sebelumnya, bahkan tidak sama sekali. Semoga hal ini tidak terjadi pada semester berikutnya. Amin Ya Robb.

Terima kasih kepada dosen-dosen pengampuh atas ilmunya selama satu semester ini. Semuanya telah berjalan dengan baik, mungkin ada beberapa kekurangan tapi itu bisa diatasi.



Nama  : ARDIAN SYAHPUTRA
NIM    : E1C113009
Kelas   : 1A 
Prodi   : Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah (Reguler Sore)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar